KONTRIBUSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PADA EKOWISATA MANGROVE BLOK BEDUL BANYUWANGI 2017

Authors

  • Galih Satriyo Akademi Kelautan Banyuwangi
  • Widya Puspa Andika Akademi Kelautan Banyuwangi

Keywords:

ekowisata, mangrove, valuasi ekonomi (TEV), SWOT

Abstract

Ekowisata dapat dilihat sebagai konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam manajemennya. Oleh karena itu penelitian yang diperlukan pada strategi pengembangan Ekowisata Mangrove untuk mendukung pelestarian lingkungan pantai yang berkelanjutan. Hasil penelitian ini bertujuan untuk potensi mangrove di daerah ini, 4 spesies dari 2 Familia, yaitu: Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Sonneratia Alba dan Cariop tagal, Selain itu dari hasil kajian sastra ternyata ada 24 spesies dari 12 keluarga di sepanjang kawasan Taman Nasional alas Purwo. Untuk persediaan hewan, dari hasil kajian literatur dan pengamatan di lapangan terdapat spesies burung air, burung tanah, burung pemangsa, Mamalia, reptil, Pisces dan krustasea. Untuk potensi budaya, terdapat upacara memetik laut dan sumber air telandu randu yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit. Dari hasil analisis kuesioner 47% dari jumlah Total pengunjung yang mengetahui tentang ekosistem mangrove. Dan 47% responden yang memahami fungsi ekosistem mangrove. Dari pengenalan ekowisata yang memiliki nilai konservasi atau perlindungan, 85% responden memahami hal ini. Untuk pemberdayaan masyarakat, 67% memahami ekowisata harus disertai dengan pemberdayaan masyarakat dan partisipasi. Dan 50% responden sepakat bahwa ekowisata harus memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat. Dan untuk persepsi bahwa ekowisata harus mampu memberikan nilai pendidikan kepada pengunjung, 73% responden mengetahuinya. Dari hasil penghitungan dengan menggunakan konsep surplus konsumen, Total valuasi kawasan ekowisata mangrove Bedul ini adalah sebesar Rp. 88.606.183,00. Nilai ini adalah per 1000 orang per tahun. Arah strategi kebijakan pembangunan meliputi: (a) manajemen kelembagaan ekowisata harus mampu meningkatkan layanannya, (b) pengembangan bisnis berbasis ekowisata dengan berkolaborasi dalam pemasaran dengan manajer pariwisata lainnya. (c) pengembangan Wisata mangrove dengan mencari potensi wisata lainnya, (d) rencana kerja lima tahun dikembangkan untuk pengembangan ekowisata berkelanjutan, (e) dengan menggunakan penelitian yang ada untuk studi sehingga memiliki potensi wisata lainnya.

References

Ahmad Suryono. 2014. Sukses Usaha Pembibitan Mangrove Sang Penyelamat Pulau. Yudistira: Yogyakarta.

Fred R. David, Forest R. David. 2016. Manajemen strategik Suatu Pendekatan Keunggulan Bersaing. Angkasa: Jakarta.

Imam Nur Taufik, 2013. Makalah “Pengembangan Ekowisata Suatu Daerah”, Universitas Mataram. Penerbit Tidak Ada: Mataram.

Downloads

Published

2022-02-28

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>